Kali ini kami kehadiran seorang shahibul qurban yang sangat sayang dengan binatang. Dahulu beliau pernah pelihara ikan yang sudah seperti anak sendiri rasanya. Suatu waktu ikan beliau pernah dalam kondisi sekarat, sampai diberikan CPR agar tidak mati dan beliau terus berusaha maksimal, walau mati juga keesokan harinya. Begitu seterusnya kalau ada kejadian yang sama pada binatang peliharaannya. Memang beliau adalah seorang penyayang binatang sejati.

Dengan latar belakang seperti ini,  tantangan beliau cukup berat untuk diajak menyembelih hewan qurban. Jangankan kambing, ayam saja belum tentu berani dia sembelih. "Semalaman tuh saya udah megangin leher aja, ngilu gak, ya? Saya juga memang ada ketakutan dengan darah,” ujarnya.

Sebenarnya beliau sudah bulatkan tekad, namun godaan syaithan hadir terus. Beliau terus istighfar, melawan segala bisikan ke telinga, dan kapan lagi kalau bukan sekarang, pikirnya.

Dan akhirnya tibalah waktunya pada tanggal 10 Dzulhijjah 1444 H, di mana Allah izinkan penyembelihan pertama seorang penyayang binatang ini. Berhasil dilewati dengan baik atas dukungan dan bimbingan teman-teman panitia dan juru sembelih halal. “Lega sekali rasanya,” ucap beliau.

Ternyata, untuk berjuang itu harus bersama, saling mendukung, saling mensupport. Dan spiritnya memang harus terus belajar, belajar dan terus belajar. Kuncinya memang ada pada lingkungan, ucap beliau. Kalau sendirian itu mungkin akan terasa berat.

Terbukti, awalnya ketika masuk melangkah, beliau sangat deg-degan, namun berkat pertolongan Allah kemudian teman-teman seperjuangan, maka Allahu Akbar itu lega sekali rasanya.

Alhamdulillah, beliau sangat berterima-kasih atas bimbingan teman-teman dari QurbanPlus & Muhajir Project.

Beliau tambahkan, "Tidak pernah terbayang oleh saya untuk menyembelih, terima kasih juga kepada para Ustadz, tadi sudah membimbing saya. Alhamdulillah lega, lega, lega!"